BA'AL



Ba’al

Kejadian 20:3 Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu mimpi serta berfirman kepadanya: “Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah bersuami.

Yeremia 43:13 Ia akan memecahkan tugu-tugu berhala Bet-Syemes yang ada di Mesir dan akan menghanguskan kuil para allah Mesir itu dengan api.”
Bet-Syemes = “house of the sun” or “sun temple”

Tuhan sudah memperingatkan di
Ulangan 4:19  dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan Tuhan, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka,

2 Raja 17:16 Mereka telah meninggalkan segala perintah Tuhan, Allah mereka, dan telah membuat dua anak lembu tuangan; juga mereka membuat patung Asyera, sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepada Baal.

Selanjutnya kita akan belajar di “sarapan pagi biblika”
Link:http://www.sarapanpagi.org/baal-baal-berit-baal-gad-baal-peor-vt6067.html

 1. Etimology

Baal, Ibrani: בַּעַל - BA'AL berarti tuan, pemilik atau suami.

Dalam Alkitab, kata Ibrani BA'AL digunakan untuk memaksudkan :

    1. Suami sebagai pemilik istrinya (Kejadian 20:3);
    2. Pemilik tanah (Yosua 24:11);
    3. "Para pemilik bangsa-bangsa" (Yesaya 16:8);
    4. "Teman-teman sekutu" (harfiah, 'para pemilik [majikan] suatu perjanjian') (Kejadian 14:13);
    5. Pemilik hal-hal materi (Keluaran 21:28, 34; 22:8; 2 Raja 1:8);
    6. Orang atau benda yang memiliki sesuatu sebagai karakteristik sifatnya, sikapnya, pekerjaannya, dan sejenisnya, misalnya pemanah (harfiah, 'pemilik anak panah', Kejadian 49:23), "pemberi utang" (harfiah, 'pemilik utang di tangannya' Ulangan 15:2), "siapa pun yang lekas marah" (harfiah, 'pemilik kemarahan' Amsa; 22:24), "lawan di pengadilan" (harfiah, 'pemilik penghakiman' Yesaya 50:8);
    7. YHVH (Hosea 2:16);
    8. Ilah-ilah/ allah-allah palsu (Hakim 2:11, 13).

Kata BA'AL satu dua kali juga dipakai sebagai nama orang dan nama tempat:

    1. Putra Yeiel yang disebutkan pada urutan keempat, seorang Benyamin (1 Tawarikh 8:29-30; 9:35, 36).

    2. Seorang keturunan Ruben. Putranya, Beera, termasuk di antara orang-orang yang ditawan oleh Tilgat-Pilneser III, raja Asyur (1 Tawarikh 5:5-6, 26).

    3. Kota terpisah (enklave) milik suku Simeon yang terletak dalam wilayah Yehuda, kelihatannya sama dengan Baalat-beer (Ibrani: בַּעֲלַת בְּאֵר - BA'ALAT BE'ER) dan Rama yang di selatan atau Negeb (Bdk. 1 Tawarikh 4:32-33 dan Yosua 19:7-9).



2. BA'AL, ilah bangsa Kanaan


    Image

Umumnya dalam Perjanjian Lama, BA'AL adalah nama suatu ilah, yaitu Hadad ilah badai, ilah paling penting yg disembah oleh orang Kanaan. Dalam bentuk jamak, misalnya: Baal-Peor, Baal-Berit, arti pertama 'tuan' mungkin masih terkandung.

Nama BA'AL adalah gelar dewa-dewa penduduk asli tanah Kanaan yang ditentang para nabi TUHAN dalam Perjanjian Lama. Ciri-ciri khasnya ialah menjamin kesuburan. Karena itu BA'AL sering kali disembah oleh orang Israel sendiri. Tidak jelas sampai berapa jauh Baal-baal lokal disamakan atau dibedakan dari Hadad. BA'AL yg dihadapi Elia di Karmel mungkin Melgart, ilah dari Tirus (1 Raja 18). Pemakaian bentuk jamak ( בְּעָלִֽים - BE'ALIM) dalam PL (misalnya 1 Raja 18:18) memberi kesan bahwa lebih dari satu BA'AL dibeda-bedakan, tapi memang konsep keilahian antara orang kafir memang kabur.

Dalam Matius 12:22-37, Tuhan Yesus menjelaskan tentang Beelzebul (Yunani Βεελζεβουλ - beelzeboul), yang berasal dari bahasa Aram yang dihubungkan dengan bahasa Ibrani בַּעַל זְבוּב - BA'AL ZEVUV yaitu gabungan kata BA'AL tuan dan kata זְבוּב - ZEVUV, lalat. Jadi: BEELZEBUL, harfiah "majikan dari lalat" adalah ilah orang Filistin yang disembah di kota Ekron dalam Perjanjian Lama.

Dalam Perjanjian Baru, terdapat rujukan βααλ - BA'AL di Roma 11:4 yang dalam teks Yunaninya ditulis dalam gender feminin, hal ini bisa kita lihat did alam naskahnya yang didahului artikel (kata sandang) feminin: "η βααλ - HÊ BAAL". Sewaktu mengomentari penggunaan artikel feminin sebelum kata BA'AL di dalam Septuaginta dan Roma 11:4, John Newton menulis dalam esainya mengenai penyembahan Baal:
    "Meskipun dalam naskah bahasa Ibrani menggunakan kata kata sandang maskulin: הַבַּעַל - HABA'AL, sang tuan, tetapi Baal dalam Septuaginta disebut "η βααλ - HÊ BAAL", sang nyonya (Septuaginta: Hosea 2:8 & Zefanya 1: 4; dan dalam Perjanjian Baru, Roma 11:4). Dalam ibadah agama Baal yang tidak senonoh kepada 'androgin' ini, atau ilah berjenis kelamin dua, para pria pada waktu-waktu tertentu mengenakan pakaian wanita, sedangkan wanitanya mengenakan busana pria, sambil mengayun-ayunkan senjata (T. Inman, Ancient Pagan and Modern Christian Symbolism, 1875, hlm. 119)."



2a. Penyembahan Baal.

    Penyembahan kepada BA'AL adalah berhubungan dengan :
      1. Pengorbanan anak kepada Baal (Yeremia 19:5).
      2. Mencium patung Baal (1 Raja 19:18).
      3. Ritual pelacuran/ Pelacuran Bakti (1 Raja 14:24).
      4. Perzinahan (Hakim 2:13).

    Dalam Hakim 2:13, dijelaskan tentang penyembahan kepada Baal dan אֲשֵׁרָה - 'ASYERAH. 'ASYERAH adalah dewi seksual, kesuburan dan kelahiran bangsa Kanaan. Maka praktek penyembahan kepada BA'AL adalah juga praktek free seks.

      2 Raja 17:16 LAI TB, Mereka telah meninggalkan segala perintah TUHAN, Allah mereka, dan telah membuat dua anak lembu tuangan; juga mereka membuat patung Asyera ('ASYERAH), sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepada Baal (BAAL).KJV, And they left all the commandments of the LORD their God, and made them molten images, even two calves, and made a grove, and worshipped all the host of heaven, and served Baal.God's Word Translation, They abandoned all the commands of the LORD their God: They made two calves out of cast metal. They made a pole dedicated to the goddess Asherah. They prayed to the entire army of heaven. They worshiped Baal.Hebrew,
      וַיַּעַזְבוּ אֶת־כָּל־מִצְוֹת יְהוָה אֱלֹהֵיהֶם וַיַּעֲשׂוּ לָהֶם מַסֵּכָה [כ שְׁנֵים] [ק שְׁנֵי] עֲגָלִים וַיַּעֲשׂוּ אֲשֵׁירָה וַיִּשְׁתַּחֲווּ לְכָל־צְבָא הַשָּׁמַיִם וַיַּעַבְדוּ אֶת־הַבָּעַל׃
      Translit, VAYA'AZVU 'ET-KOL-MITSVOT YEHOVAH (YHVH, dibaca: 'Adonay) 'ELOHEIHEM VAYA'ASYOU LAHEM MASEKHA SYENEIM SYENEY 'AGALIM VAYA'ASYOU 'ASYEIRA VAYISYTAKHAVU LEKHOL-TSEVA HASYAMAYIM VAYA'AVDU 'ET-HABA'AL

    Penyembahan kepada BA'AL mempengaruhi dan sekaligus mempertentangkan penyembahan YHVH sepanjang sejarah Israel. Apa yg dikatakan PL mengenai BA'AL, bisa kita lengkapi dengan informasi dari Ras Syamra. Istri Baal, Astarte atau "asyera" (Ibrani: אֲשֵׁרָה - 'ASYERAH), disebut anak Dagon (Ibrani: דָּגוֹן - DAGON) : ilah-ilah alam, yg dalam dongeng dikatakan melawan maut, ketidaksuburan dan air bah, sampai menang dan menjadi raja para dewa.

    Tidak banyak yang diketahui tentang penyembahan kepada dewa BA'ALselain dari apa yang banyak disebutkan dalam Alkitab. Tetapi keadaan ini berubah setelah dalam penggalian di Ugarit (Ras Syamra modern di pesisir Siria yang berseberangan dengan ujung timur laut P. Siprus) ditemukan banyak artifak keagamaan dan ratusan lempeng tanah liat. Kebanyakan dokumen kuno itu, yang kini dikenal sebagai teks-teks Ras Syamra, diperkirakan adalah liturgi atau kata-kata yang diucapkan oleh para partisipan dalam ritual perayaan keagamaan.

    Dalam teks Ras Syamra, dewa BA'AL (juga disebut Aliyan [pribadi yang menang]). BA'AL disebut sebagai "Zabul (Pangeran), Tuan atas Bumi" dan "Pengendara Awan". Hal ini selaras dengan gambaran tentang BA'AL, yang tangan kanannya terlihat memegang pentung atau gada dan tangan kirinya memegang apa yang mirip kilatan petir yang berujung tombak. Ia juga dilukiskan mengenakan ketopong bertanduk, menyiratkan keterkaitan yang erat dengan lembu jantan, lambang kesuburan.

    Biasanya dari akhir April hingga September jarang sekali ada hujan di daerah Kanaan. Pada bulan Oktober, hujan mulai turun dan berlanjut selama musim dingin hingga bulan April, yang menyebabkan limpahnya tumbuh-tumbuhan. Menurut anggapan, terjadinya pergantian musim dan dampak-dampaknya disebabkan oleh konflik yang tak berkesudahan di antara para dewa. Berhentinya hujan dan matinya tumbuh-tumbuhan dikatakan sebagai akibat kemenangan dewa Mot (dewa kematian dan kekeringan) atas BA'AL (dewa hujan dan kesuburan), sehingga BA'AL terpaksa undur ke tempat-tempat yang dalam di bumi. Dimulainya musim hujan diyakini sebagai petunjuk bahwa dewa BA'AL telah hidup kembali. Konon hal ini bisa terjadi karena Anat, saudara perempuan dewa BA'AL, mengalahkan dewa Mot, sehingga dewa BA'AL dapat bertakhta kembali. Ada keyakinan bahwa hubungan yang dilakukan oleh dewa BA'AL dan istrinya, yaitu dewi 'ASYERAH, akan menjamin kesuburan untuk tahun berikutnya.

    Orang Kanaan yang bertani dan beternak mungkin mengira bahwa dengan mengadakan ritual yang ditetapkan, ilah-ilah mereka akan dapat digugah untuk bertindak sesuai dengan pola yang diperankan pada perayaan-perayaan agama mereka dan bahwa ritual itu penting untuk menjamin hasil panen dan ternak yang produktif pada tahun berikutnya dan untuk menghindarkan kekeringan, bala belalang, dan sebagainya. Oleh karena itu, kebangkitan dewa BA'AL untuk bertakhta dan melakukan hubungan dengan istrinya tampaknya dirayakan dengan upacara kesuburan yang tidak senonoh, bercirikan pesta seks liar dengan pengumbaran nafsu yang tidak terkendali.

    Tidak diragukan bahwa di setiap kota di Kanaan ada kuil BA'AL yang dibangun untuk menghormati dewa BA'AL setempat sebagai dewa pelindung. Para imam dilantik untuk menyelenggarakan ibadat di kuil-kuil ini dan di banyak tempat pemujaan di puncak bukit-bukit terdekat yang dikenal sebagai tempat-tempat tinggi (Bdk. 2 Raja 17:32.) Di dalam tempat pemujaan itu mungkin terdapat patung-patung atau lambang-lambang BA'AL, sedangkan dekat mezbah di luar terdapat pilar-pilar batu (kemungkinan besar lambang Baal berbentuk alat kelamin pria), tonggak-tonggak suci yang melambangkan dewi 'ASYERAH, dan kaki pedupaan (Bdk. 2 Tawarikh 34:4-7). Di dalam kuil itu terdapat "pelacur bakti" (perempuan dan laki-laki) yang bekerja di tempat-tempat tinggi itu.


2b. Ibadah agama Baal.

    Dalam sistem agama BA'AL, dikenal apa yang disebut dengan "pelacur bakti "dan "semburit bakti". Istilah קְדֵשָׁה - QEDESYAH, "pelacur kuil (perempuan)" dan קָדֵשׁ - QADESY "pelacur kuil (laki-laki)", mereka adalah seorang yang mempersembahkan seluruh hidupnya bagi pelayanan keagamaan. "Pelacur bakti" (pelacur di dalam kuil) adalah perempuan yang secara khusus melayani kaum laki-laki secara biologis. "Semburit bakti" adalah laki-laki yang ditempatkan dalam kuil yang secara khusus melayani kaum perempuan/ laki-laki secara biologis. Pelacur bakti dan semburit bakti melakukan tugasnya sebagai bagian dari ibadah agama Baal. Dengan sistem ibadah seperti itu, tentu umat BA'AL berduyun-duyun datang ke kuil untuk beribadah. Dengan mengatas-namakan ibadah, mereka secara bebas dapat melakukan perbuatan maksiat di kuil atau di mana saja.

    Dalam kehidupan orang Israel, pelacuran bakti dilarang:

      * Ulangan 23:17LAI TB, Di antara anak-anak perempuan Israel janganlah ada pelacur bakti (QEDESYAH), dan di antara anak-anak lelaki Israel janganlah ada semburit bakti (QADESY)."KJV, There shall be no whore of the daughters of Israel, nor a sodomite of the sons of Israel. Hebrew,
      לֹא־תִהְיֶה קְדֵשָׁה מִבְּנֹות יִשְׂרָאֵל וְלֹא־יִהְיֶה קָדֵשׁ מִבְּנֵי יִשְׂרָאֵל ׃
      Translit, LO' {jangan}-TIHYEH {dia menjadi (feminine)} QEDESYAH {pelacur bakti} MIBNOT {anak-anak perempuan dari} YISRA'EL {israel} VELO- {juga jangan} YIHYEH {dia menjadi (maskulin)} QADESY {semburit bakti} MIBNEY {anak-anak lelaki dari} YISRA'EL {Israel}

    Namun, umat Israel yang tinggal di antara orang-orang Kanaan, ternyata seringkali terpengaruh dan mereka jatuh dalam penyembahan kepada dewa BA'AL. Pada zaman Raja Yosafat, ia melakukan penghapusan kepada segaal jenis penyembahan ala agama BA'AL yang di dalamnya terdapat "pelacuran bakti" :

      * 1 Raja-raja 22:47LAI TB, Dan sisa pelacuran bakti yang masih tinggal dalam zaman Asa, ayahnya, dihapuskannya dari negeri itu. 22:46 KJV, And the remnant of the sodomites, which remained in the days of his father Asa, he took out of the land.Hebrew,
      וְיֶתֶר הַקָּדֵשׁ אֲשֶׁר נִשְׁאַר בִּימֵי אָסָא אָבִיו בִּעֵר מִן־הָאָרֶץ׃
      Translit, VEYETER {dan sisa dari} HAQADESY {semburit bakti itu} 'ASYER {yang} NISYAR {tersisa/ tinggal} BIMEY {di masa-masa} ASA {raja asa} 'AVIV {ayahnya} BI'ER {dia menghapuskannya} MIN-HA'ARETS {dari negeri itu}

    Di dalam 1 Raja-raja 22:47 ada disebutkan "pelacuran bakti", sedangkan di KJV disebutkan "sodomites" yang menurut bahasa aslinya adalah dari kata QADESY "pelacur kuil laki-laki". Maka dari pengertian ini, kita mengetahui bahwa saat itu banyak praktek seksual abnormal di kerajaan Yehuda dan pada saat pemerintahannya, Raja Yosafat menghapuskan kekejian ini dari bangsanya.

    Di dalam agama BA'AL, selain pelacuran bakti, ada juga praktek persembahan anak sebagai korban (Bdk. 1 Raja 14:23, 24; Hosea 4:13, 14; Yesaya 57:5; Yeremia 7:31; 19:5.) Penyembahan BA'AL juga dilakukan tepat di atas atap-atap rumah; dari sana asap korban bagi allah mereka sering terlihat mengepul (Yeremia 32:29).

    Terdapat petunjuk bahwa para penyembahnya membayangkan BA'AL dan dewa-dewi lain dalam panteon orang Kanaan sebagai benda-benda langit tertentu. Misalnya, salah satu teks Ras Syamra menyebutkan tentang persembahan bagi "Ratu Syapas (Matahari) dan bagi bintang-bintang", dan teks lain menyebutkan tentang "bala tentara matahari serta tuan atas siang hari".

    Oleh karena itu, patut diperhatikan bahwa Alkitab beberapa kali menyebutkan tentang benda-benda langit dalam kaitannya dengan penyembahan BA'AL. Ketika menggambarkan haluan sesat kerajaan Israel, catatan Alkitab menyatakan, "Mereka telah meninggalkan segala perintah TUHAN, Allah mereka, dan telah membuat dua anak lembu tuangan; juga mereka membuat patung Asyera, sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepada Baal." (2 Raja 17:16) Mengenai kerajaan Yehuda, dicatat bahwa di dalam bait Allah terdapat "perkakas yang dibuat bagi Baal dan bagi tonggak suci dan bagi seluruh bala tentara langit". Selain itu, orang-orang di seluruh Yehuda membuat "asap korban kepada Baal, kepada matahari dan bulan dan konstelasi zodiak dan seluruh bala tentara langit” (2 Raja 23:4, 5; 2 Tawarikh 33:3; lihat juga Zefanya 1:4, 5).

    Setiap tempat memiliki BA'AL-nya sendiri, dan Baal setempat sering kali diberi nama yang menunjukkan keterkaitannya dengan tempat tertentu. Misalnya, Baal Peor (Baal-peor), sembahan orang Moab dan orang Midian, dinamai menurut Gunung Peor (Bilangan 25:1-3, 6). Melalui suatu gaya bahasa (metonimia), nama para BA'AL setempat ini belakangan beralih menjadi nama tempat itu sendiri, misalnya, Baal-hermon, Baal-hazor, Baal-zefon, Bamot-baal. Akan tetapi, kendati ada banyak Baal-baal setempat, secara resmi, bangsa Kanaan memahami bahwa sesungguhnya hanya ada satu dewa BA'AL.


2c. Bagaimana pengaruh penyembahan dewa Baal terhadap Israel?

    Sejak awal, Baalisme sudah tersirat dalam Alkitab, meskipun pada zaman para patriark tampaknya Baalisme belum mencapai taraf kebobrokan seperti yang terjadi pada waktu bangsa Israel memasuki tanah Kanaan (Bdk. Kejadian 15:16; 1 Raja 21:26). Dicantumkannya kota Asterot-karnaim (Ibrani: עַשְׁתְּרֹת קַרְנַיִם - ASY'TEROT QARNA'IM) , yang mungkin dinamai menurut nama pendampin/ istri dewa BA'AL, Astoret (dewi 'ASYERAH) adalah petunjuk pertama mengenai hal itu (Kejadian 14:5). Sebelum bangsa Israel menyeberangi Laut Merah, lokasi Baal-zefon (Ibrani: בַּעַל צְפֹן - BA'AL TSEFON) dapat terlihat di padang belantara (Keluaran 14:2, 9). Sehubungan dengan penduduk Kanaan, peringatan-peringatan yang spesifik diberikan kepada Musa di Gunung Sinai untuk merobohkan mezbah-mezbah mereka, menghancurkan pilar-pilar suci mereka, dan menebang tonggak-tonggak suci mereka (Keluaran 34:12-14). Jadi, segala sesuatu yang berkaitan dengan penyembahan BA'AL harus dilenyapkan dari Tanah Perjanjian.

    Ketika bangsa Israel berkemah di Dataran Moab, Raja Balak membawa Bileam ke Bamot-baal (Ibrani: בָּמֹות בָּעַל - BAMOT BAAL, 'tempat-tempat tinggi Baal') untuk melihat bangsa yang perkasa tersebut (Bilangan 22:41). Setelah ternyata tidak berhasil mendatangkan kutuk secara langsung ke atas bangsa Israel, Bileam menyarankan agar Balak memikat mereka ke dalam penyembahan berhala melalui godaan untuk melakukan amoralitas seksual dengan para wanita penyembah Baal Peor (Ibrani: בַעַל פְּעֹור - BA'AL PE'OR. Ribuan orang Israel jatuh ke dalam godaan ini dan kehilangan nyawa mereka (Bilangan 22:1–25:18).

    Meskipun sudah mendapatkan pengalaman pahit itu dan peringatan yang jelas dari Musa dan Yosua (Ulangan 7:25, 26; Yos 24:15, 19, 20), bangsa Israel, setelah tinggal di negeri itu, mulai meniru orang Kanaan yang masih tersisa, tampaknya agar kesuburan ternak dan tanaman pangan mereka terjamin. Pada waktu yang sama, mereka terus berpura-pura menyembah Allah Israel. Setelah kematian Yosua , kemurtadan besar-besaran pun terjadi (Hakim 2:11-13; 3:5-8) Orang-orang menaruh mezbah, tonggak, dan benda-benda lain yang berkaitan dengan penyembahan BA'AL di ladang mereka, dan tampaknya mereka menuruti orang Kanaan, tetangga mereka, tentang caranya mereka bisa menyenangkan sang 'pemilik' (atau "BA'AL") di setiap petak tanah. Bangsa Israel juga terjerat praktek-praktek amoral yang berhubungan dengan penyembahan BA'AL. Akibatnya, Allah menyerahkan mereka kepada musuh-musuh mereka.

    Akan tetapi, sewaktu bangsa itu kembali kepada-Nya, Allah dengan penuh belas kasihan membebaskan mereka dengan membangkitkan hakim-hakim seperti Gideon, yang namanya diganti menjadi Yerubaal (Ibrani: יְרֻבַּעַל - YERUBA'AL artinya: biarlah Baal membuat pembelaan hukum (bersoal-Jawab), Hakim 6:25-32; 1 Samuel 12:9-11). Namun, pada waktu itu tidak ada reformasi yang permanen (Hakim 8:33; 10:6). Baalisme terus dipraktekkan bahkan setelah zaman Samuel, sekalipun ada tertulis bahwa, atas desakannya, bangsa itu menyingkirkan para BA'AL dan patung-patung 'ASYERAH dan melayani Allah saja (1 Samuel 7:3, 4).

    Walaupun kita tidak mendengar lagi tentang Baalisme hingga berakhirnya pemerintahan Salomo, ibadat itu mungkin masih bertahan di beberapa bagian kerajaannya. Banyak variasi Baalisme diperkenalkan ke negeri itu ketika Salomo mengawini banyak wanita kafir, dan mereka membujuk dia dan anak-anak mereka untuk melayani dewa-dewi lain, seperti 'ASYERAH dan MOLOKH, yang ada hubungannya dengan penyembahan BA'AL (1 Raja 11:4, 5, 33; Yeremia 32:35).

    Setelah kerajaan itu terpecah pada tahun 997 SM, Yerobeam memulai penyembahan anak lembu di kerajaan Israel di utara, yaitu di Dan serta Betel. Baalisme setempat dan penyembahan anak lembu dilakukan secara bersisian, sebagaimana di Yehuda tiruan ibadah sejati dilakukan di Yerusalem seraya Baalisme juga dipraktekkan di seluruh negeri itu (1 Raja 14:22-24).

    Suatu kultus BA'AL yang berbeda diperkenalkan di Israel pada zaman Raja Ahab (± 940-920 SM), yaitu penyembahan Melkart, Baal dari Tirus. Ahab membentuk ikatan pernikahan dengan putri Raja Etbaal (Ibrani: אֶתְבַּעַל - ET'BA'AL, bersama Baal) dari Tirus. Sebagai akibatnya, putri Etbaal: Izebel , mendatangkan kultus yang lebih kuat ini ke Israel, bersama banyak imam serta pelayannya (1 Raja 16:31-33) Akhirnya, ujian penentuan yang terkenal antara Allah Israel dan BA'AL dilangsungkan bersama-sama di Gunung Karmel.

    BA'AL, yang diyakini sebagai pemilik langit, oleh para penyembahnya dianggap sebagai pemberi hujan dan kesuburan; kemungkinan besar karena itulah Elia memerintahkan terjadinya musim kering atas nama YHVH, Allah Israel (1 Raja 17:1). Setelah musim kering selama tiga tahun dan enam bulan, dan BA'AL terbukti tidak mampu mengakhiri musim kering itu sebagai jawaban untuk banyak permohonan yang tentunya dipanjatkan oleh para imam serta penyembahnya, Elia memanggil seluruh bangsa itu ke Gunung Karmel untuk menyaksikan ujian akbar sehubungan dengan siapa Allah yang benar. Hasilnya, para penyembah Baal dipermalukan dan 450 nabi Baal dibantai. YHVH Allah Israel (bukan BA'AL), selanjutnya menurunkan hujan yang mengakhiri musim kering itu (1 Raja 18:18-46; Yakobus 5:17).

    Putra dan pengganti Ahab, Ahazia, terus melayani BA'AL (1 Raja 22:51-53). Saudara Ahazia, Yoram, menggantikan dia, dan ada laporan bahwa ia menyingkirkan pilar suci BA'AL yang dibuat oleh ayahnya, meskipun ia terus melakukan penyembahan anak lembu (2 Raja 3:1-3).

    Belakangan (± 905 SM), Yehu diurapi menjadi raja. Ia membalaskan pembunuhan nabi-nabi Allah dengan membantai Izebel dan keluarga suaminya, Ahab. Selanjutnya, semua penyembah BA'AL dipanggil ke Samaria seolah-olah untuk mengadakan "suatu pertemuan yang khidmat bagi BA'AL". Atas perintah Yehu , semua penyembah BA'AL dibunuh. Tonggak-tonggak suci dibakar, dan pilar suci serta rumah Baal dirobohkan, lalu rumah itu dijadikan jamban umum. Demikianlah Yehu dikatakan "memusnahkan Baal dari Israel" (2 Raja 10:18-28). Jadi, setidaknya untuk sementara, penyembahan BA'AL dihambat. Akan tetapi, oleh karena agama BA'AL itulah Allah pada akhirnya membiarkan kerajaan Israel sepuluh suku dibawa ke pembuangan (2 Raja 17:16-18).

    Di Yehuda, Baalisme tampaknya tetap berurat berakar, sekalipun ada upaya Raja Asa untuk menyingkirkan segala sesuatu yang berkaitan dengannya (2 Tawarikh 14:2-5). Sewaktu Ahab menikahkan Atalya, putrinya melalui Izebel, dengan Yoram, raja ketujuh Yehuda, Baalisme dari Tirus diperkenalkan kepada kalangan keluarga kerajaan di Yehuda atas pengaruh fasik wanita itu. Bahkan reformasi pada awal pemerintahan cucu Atalya, yaitu Raja Yoas, dan belakangan oleh Raja Hizkia, tidak secara permanen menyingkirkan penyembahan Baal (2 Raja 11:18; 18:4). Putra Hizkia, Manasye, malah mendirikan kembali tempat-tempat tinggi yang telah dihancurkan bapaknya (2 Raja 21:3). Meskipun kelihatannya kebanyakan raja Yehuda dicemari penyembahan BA'AL, Manasye-lah yang paling ekstrem mendukung kultus bejat ini (2 Raja 21:9-11). Reformasi yang belakangan dilakukan Raja Manasye dan bahkan pembersihan besar-besaran oleh cucunya, Raja Yosia, tidak secara permanen membuat orang kembali kepada ibadat sejati. Karena negeri itu benar-benar dicemari ibadat palsu ini, penduduknya dihukum dengan dibawa ke pembuangan dan negeri itu ditelantarkan (2 Tawarikh 33:10-17; 2 Raja 23:4-27; Yeremia 32:29).

    Selama melakukan pekerjaannya sebagai nabi dari zaman Yosia hingga pembuangan ke Babel, Yeremia mengecam Israel karena merendahkan dirinya dengan penyembahan BA'AL, menyamakan Israel dengan istri yang berzina dan melacurkan diri di bawah setiap pohon yang rindang dan di setiap tempat tinggi, berzina dengan batu dan pohon, serta melupakan YHVH Allah Israel, "pemilik dan suami" bangsa itu (Yeremia 2:20-27; 3:9, 14). Setelah orang Yahudi dibuang ke Babel dan kembali ke Yerusalem, Alkitab tidak menyebutkan lagi bahwa Baalisme dipraktekkan oleh orang Israel.

    Artikel terkait:
    PERZINAHAN ROHANI, di zinah-sundal-cabul-vt6233.html#p26792



3. ALLAH, adalah suami (BA'AL) bagi umat

Beberapa kali dalam sejarah Israel, YHVH disebut sebagai ”Baal”, dalam pengertian bahwa Ia adalah Pemilik atau Suami bangsa tersebut :

    * Yesaya 54:5
    LAI TB, Sebab yang menjadi suamimu (BA'AL) ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. KJV, For thy Maker is thine husband; the LORD of hosts is his name; and thy Redeemer the Holy One of Israel; The God of the whole earth shall he be called.Hebrew,
    כִּי בֹעֲלַיִךְ עֹשַׂיִךְ יְהוָה צְבָאֹות שְׁמֹו וְגֹֽאֲלֵךְ קְדֹושׁ יִשְׂרָאֵל אֱלֹהֵי כָל־הָאָרֶץ יִקָּרֵֽא׃
    Translit, KI BO'ALAYIKH {suamimu} 'OSAYIKH {penciptamu} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay) TSEVA'OT SYEMO VEGO'ALEKH QEDOSY YISRA'EL 'ELOHEY KHOL-HA'ARETS YIQARE
    Reff:
    Allah adalah suami bagi umat, di Reff: allah-itu-laki-laki-vt27.html#p64

Selain itu, orang Israel mungkin juga secara tidak pantas telah mengaitkan YHVH dengan BA'AL dalam kemurtadan mereka. Kemungkinan kedua inilah yang tampaknya tersirat dalam nubuat Hosea bahwa saatnya akan tiba ketika Israel, setelah dibawa ke pembuangan dan dipulihkan dari sana, akan bertobat dan memanggil YHVH "Suamiku" atau "Lelaki saya" (Ibrani: אִישִׁי - 'ISHI/ 'ISYI , dan tidak akan lagi memanggil "Baalku" atau "Pemilikku" (Ibrani: בַּעְלִּי - BA'ALI) . Konteksnya menyiratkan bahwa sebutan BA'AL dan kaitannya dengan allah palsu/ dewa-dewa Kanaan tidak akan pernah lagi keluar dari bibir orang Israel (Hosea 2:9-17). Ada yang berpendapat bahwa karena konotasi buruk yang tampaknya terkandung pada kata Ibrani BA'AL akibat keterkaitannya dengan ibadat bejat kepada dewa BA'AL, penulis buku Dua Samuel menggunakan nama "Isyboset" (Ibrani: אִישׁ־בּשֶׁת - 'ISY-BOSYET) dan "Mefiboset" (Ibrani: מְפִיבֹשֶׁת -MEFIBOSYET, note: kata בּשֶׁת - BOSYET berarti: aib) dan bukannya "Esybaal" (Ibrani: אֶשְׁבַּעַל - 'ESH'BA'AL) dan "Meribaal" (Ibrani: מְרִיב בַּעַל - MERIV BA'AL), lihat: 2Samuel 2:8; 9:6; 1 Tawarikh 8:33, 34.

Memang YHVH (TUHAN) adalah 'Tuan' dan 'Suami' (harfiah: "BA'AL" ) bagi bangsa Israel. Dalam makna itu orang Israel kadang-kadang menyebut "Allah Baal," meski mulanya tidak mengandung maksud yg jelek, namun demikian, penyebutan itu jelas mengacaukan pemujaan kepada "YHVH" apalagi kehidupan Israel yang kemudian bersinkretisasi dengan agama-agama kafir Kanaan, dan kemudian menyimpangkannya dengan upacara-upacara "agama BA'AL". Akhirnya hal tsb adalah merupakan penyimpangan dari iman yang diwariskan bapa-bapa Israel: Abraham, Ishak & Yakub (Reff: Keluaran 3:6, Kisah 7:32). Dengan demikian menjadi penting sekali untuk menyebut Allah dengan sebutan yg lain, dan אִישׁ - 'ISY/ ISH suatu kata yg berarti suami/ lelaki yang diusulkan (Hosea 2:15-16).

Setelah sebutan "BA'AL" tidak lagi dipakai bagi YHVH, maka nama-nama khusus yg memuat kata itu agaknya disalah-artikan. Jadi "bosyet" ( בּשֶׁת - BOSYET, 'malu, shame') cenderung menggantikan "BA'AL" dalam nama-nama khusus yg demikian itu. Justru Esybaal (Ibrani: אֶשְׁבַּעַל - 'ESYBA'AL) dan Meribaal (Ibrani: מְרִיב בַּעַל - MERIV BA'AL, lihat 1 Tawarikh 8:33-34) lebih dikenal sebagai "Isyboset" ( אִישׁ־בּשֶׁת - 'ISY-BOSYET, 2 Samuel 2:8) dan "Mefiboset" ( מְפִיבֹשֶׁת - MEFIBOSYET, 2 Samuel 9:6).




KEPUSTAKAAN.
H Ringgren, Religions of the Ancient Near East, ps 3,1973;
A. S Kapelrud, Baal in the Ras Shamra Texts, 1952;





Selanjutnya tentang:



Artikel terkait:

asyera-vt6296.html#p27035

agama-kanaan-vt539.html#p990

asyera-vt6296.html#p27035

yosafat-vt2979.html#p16801

mefiboset-vt6631.html

BAAL-BERIT

Baal-Berit, Ibrani בַּעַל בְּרִית - BA'AL BERIT, 'Tuhan perjanjian'. Muncul hanya dalam Hakim 8:33; 9:4, tapi bnd 'El-Berit', Hakim 9:46. Dewa Kanaan yang kuilnya di Sikhem. Kalau Sikhem adalah masyarakat federal maka mungkin Baal adalah dewa dari persekutuan federal mereka (berit). Kalau tidak, mungkin ia adalah dewa dari perjanjian antara mereka dan bangsa Israel, atau ringkasnya: dari perjanjian-perjanjian (bnd Zeus Harkios, Deus Fidius).


BAAL-GAD

Baal-Gad adalah batas utara dari tanah yg direbut oleh bangsa Israel, di kaki dan di sebelah barat Gunung Hermon (Yosua 11:17; 21:7; 13:5). 



PEOR, BAAL-PEOR

1. Peor, adalah gunung di sebelah utara Laut Mati, berhadapan dengan Yerikho, menatap ke padang gurun; letaknya tidak dapat ditentukan. Dari tempat itu Israel diberkati oleh Bileam (Bilangan 23:28).

2. Nama berhala Baal-Peor. Israel turut beribadah kepadanya, karena itu mendapat hukuman berat (Bilangan 25:2-3). Kesan yg ditinggalkan hukuman itu sangat dalam dan sering disinggung sebagai peringatan (Bilangan 31:16; Ulangan 4:3; Yosua 22:17).

Comments

Popular posts from this blog

LOT DAN KEDUA ANAKNYA PEREMPUAN.......

CARILAH TUHAN DENGAN SEGENAP HATIMU...

TANGAN KANAN TUHAN